Liga basket tertinggi di Indonesia sekarang punya identitas baru. Indonesian Basketball League (IBL), yang sudah berjalan sejak 2003, sekarang berganti nama menjadi National Basketball League (NBL) Indonesia.
Pergantian nama itu diumumkan secara resmi di Ballroom Hotel Four Seasons, Jakarta,). Pihak PT DBL Indonesia, pengelola baru IBL yang berpusat di Surabaya, juga menjelaskan sejumlah perubahan lain. Misalnya, perubahan jadwal dan penambahan jumlah pertandingan secara signifikan.
DBL Indonesia juga menceritakan mengapa mereka bersedia mengambil alih IBL, yang dalam beberapa tahun terakhir dianggap mengalami kemerosotan. “Kami sama sekali tak pernah punya bayangan mengambil alih IBL. Pada Desember 2009, seluruh perwakilan klub datang ke Surabaya untuk menemui kami. Kata mereka, liga sedang dalam kondisi terburuk dalam 20 tahun terakhir”, ungkap Azrul Ananda, direktur PT DBL Indonesia, commissioner NBL Indonesia.
Semula, lanjut Azrul, DBL Indonesia belum bersedia. Sebab, pihaknya sudah punya beban besar mengembangkan Development Basketball League (DBL), liga pelajar terbesar yang sudah merambah 21 kota, diikuti sekitar 25.000 pemain dan ofisial.
“Setelah berbincang dengan berbagai pihak, baik di Indonesia maupun di luar negeri, akhirnya kami bersedia. Banyak yang mendorong kami untuk mau, dengan alasan untuk membantu basket Indonesia”, ucapnya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh klub, PB Perbasi, dan para penggemar basket Indonesia atas kepercayaan ini. Kami akan bekerja keras untuk mengembalikan gengsi basket Indonesia”, lanjutnya.
Bella Erwin Harahap, Ketua Dewan Komisaris liga, mengaku senang DBL Indonesia bersedia jadi pengelola. “DBL memenuhi lima poin yang kami inginkan. Yaitu infrastruktur yang memadai, cukup SDM, kuat dalam hal media, cukup finansial, dan memiliki jaringan kuat di lingkungan basket”, tuturnya.
Noviantika Nasution, Ketua Umum PB Perbasi, juga lega dengan hadirnya DBL Indonesia sebagai pengelola. “Basket Indonesia membutuhkan orang-orang muda seperti di DBL Indonesia. Visioner, tapi mau memahami keadaan dan paham dalam menghadapi keadaan tersebut. Visi mereka sejalan dengan apa yang kami inginkan”, ucapnya.
Mengapa Berubah Nama
Semula, DBL Indonesia mengaku tidak punya niatan untuk mengubah nama IBL. Namun, setelah bertemu dengan sejumlah calon sponsor, serta berdiskusi dengan banyak pihak, perubahan terpaksa dilakukan. Mengubah logo dan program saja tidaklah cukup.
“Nama IBL sudah identik dengan kompetisi yang tidak heboh, yang sepi penonton. Ada yang bilang, IBL tidak lagi berawal dari nol, melainkan harus diulang dari minus sepuluh. Kami pun memutuskan untuk mengubah nama jadi NBL Indonesia. Paling tidak, dengan nama baru, kami bisa mengulang dari nol,” papar Azrul Ananda.
Logo baru NBL Indonesia dibuat dengan desain sederhana, berwarna merah dan putih. “Liga ini dilahirkan untuk berusaha kembali ke masa emas basket Indonesia. Jadi harus merah putih. Slogan liga pun jelas: For Indonesia”, ujar Azrul, “Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih kepada klub-klub peserta dan PB Perbasi, yang mendukung penuh perubahan identitas ini”.
Identitas baru ini pun memberi suntikan semangat kepada klub-klub peserta. “Semua memberikan dukungan penuh. Semua punya misi dan visi sama. Mengembalikan lagi kejayaan basket profesional Indonesia”, kata Bella Erwin Harahap, Ketua Dewan Komisaris NBL Indonesia.
Tambah Jumlah Pertandingan
Perubahan penting lain adalah jadwal dan jumlah pertandingan. Dengan identitas baru, NBL Indonesia punya kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan liga-liga profesional di negara-negara lain.
“Di negara-negara yang basketnya maju, kompetisi profesional selalu diselenggarakan pada akhir tahun, lalu berakhir di awal tahun selanjutnya. Sejarah basket di Amerika memang sebagai olahraga musim dingin. Kini, di Eropa, Australia, China, dan negara-negara lain mengadopsi jadwal yang sama. Baru pada Mei hingga Agustus, kompetisi-kompetisi bersifat internasional diselenggarakan”, jelas Azrul Ananda.
Jadi, musim perdana NBL Indonesia adalah musim 2010-2011. Musim reguler diselenggarakan pada Oktober 2010 hingga Februari 2011. Kompetisi resmi preseason (pramusim) digelar bulan Juli 2010, sebelum bulan puasa. Kompetisi ditutup dengan Championship Series pada Maret 2011. Delapan klub terbaik akan berkumpul di satu tempat, lalu saling menggugurkan lewat sistem single game elimination. Tim yang bertahan sampai akhir dinobatkan sebagai champion NBL Indonesia 2010-2011.
“Format ini akan sangat mendebarkan. Setiap tim hanya punya satu kesempatan untuk menang dan lolos. Seperti NCAA di Amerika dan Euroleague”, kata Azrul.
Meski babak penutupnya relatif singkat, Azrul bilang untuk tidak khawatir. Sebab, saat musim reguler, jumlah pertandingan bertambah signifikan. “Di IBL dulu, setiap tim bertemu hanya dua kali. Total hanya main 18 kali semusim. Kini, setiap tim bertemu tiga kali. Total masing-masing klub akan bermain 27 kali”, jelas Azrul.
Secara keseluruhan, NBL Indonesia akan menyelenggarakan 166 pertandingan pada musim 2010-2011. Musim terakhir IBL, termasuk turnamen, tidak sampai 130 pertandingan. “Lebih banyak game, lebih banyak pengalaman bertanding untuk semua tim. Lebih banyak juga hiburan untuk penggemar”, tegas Azrul.
Meski babak penutupnya relatif singkat, Azrul bilang untuk tidak khawatir. Sebab, saat musim reguler, jumlah pertandingan bertambah signifikan. “Di IBL dulu, setiap tim bertemu hanya dua kali. Total hanya main 18 kali semusim. Kini, setiap tim bertemu tiga kali. Total masing-masing klub akan bermain 27 kali”, jelas Azrul.
Secara keseluruhan, NBL Indonesia akan menyelenggarakan 166 pertandingan pada musim 2010-2011. Musim terakhir IBL, termasuk turnamen, tidak sampai 130 pertandingan. “Lebih banyak game, lebih banyak pengalaman bertanding untuk semua tim. Lebih banyak juga hiburan untuk penggemar”, tegas Azrul.
Penasaran sama para pemain NBL..?????
nih video beberapa pemain NBL....
nih video beberapa pemain NBL....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar